About You
Sejak pertama kali aku bertemu denganmu , kita memang tidak pernah saling bicara . Bisukah ? Tidak , hanya saja aku tak bisa mengatakan apa yang ingin kukatakan itu artinya bisu dong kalau tidak bsa mengatakannya . Bukan hanya saja aku sulit untuk merangkai kata . Malu karena gagap ? Juga bukan . Aku hanya berbicara jika perlu . Pelit bicara ? ya itulah aku . Aku hanya sibuk dengan duniaku sendiri .
Karena sifatku itulah tak banyak bahkan hampir tidak ada sama sekali yang ingin menjadi temanku . Termasuk kamu . Kesepian ? Bisa dibilang begitu . Tai, mau gimana lagi itu sudah sangat mengakar didalam tubuhku . Aku bahkan pernah mengutuki diriku ini sampai aku tersadar tak ada gunanya melakukan itu . Aku akan tetap menjadi Yun ha si yang bernyawa itu julukan dari teman teman untukku .
Tapi , sejak kehadiranmu itu semua berubah . Awalnya memang tak ada yang spesial darimu . Aku masih sibuk dengan duniaku sendiri . Dunia khayalan yang bisa kuciptakan sendiri. Kadang teman temanku menganggap aku gila aku akan tertawa sendiri , menangis sendiri , bahkan berbicara sendiri . Seolah aku memiliki teman yang hanya bisa kurasakan , kuraba dan kulihat sendiri . Itu semakin membuat teman temanku takut dan membenciku . Aku selalu duduk sendiri dan tak ada satu orang pun yang mau menjadi teman sebangku . Jika ada tugas yang diharuskan dikerjakan berkelompok , aku hanya mengerjakan tugas bagianku dan hasilnya aku menyerahkan pada sekretaris kelompok . Begitu seterusnya . Tak ada yang akan tahan denganku . Aku seperti dianggap sebagai sebuah virus yang dihindari .
Tapi , begitu kau hadir itu semua seakan sirna . kau memang seperti mereka . Tidak berani mendekatiku . Tapi , ada yang berbeda darimu . Aku bahkan tak dapat lagi berkonsentrasi dengan duniaku setelah kehadiranmu . Seakan ada orang yang mengawasiku . Ya , aku merasakan kau selalu memperhatikanku . Memperhatikan setiap gerak gerikku . Bahkan kupastikan tak ada yang terlewatkan olehmu . Ge-er ? Mungkin . Atau bisa juga tidak . Tapi itulah yang kurasakan . Aku ingin membuktikan kebenaran kata-kata hatiku tapi aku takut . Aku takut jika itu hanyalah perasaanku . Aku takut aku semakin dianggap gila olehmu.
Tapi , semakin lama rasa keingintahuanku semakin bertambah , bahkan tak terbendung lagi . Aku semakin uring uringan dan semakin berbicara sendiri . Mencari jalan keluar sendiri . Teman-temanku melihatku seperti mbah dukun yang sibuk komat-kamit membacakan mantra . Tapi , itulah aku . Aku menjadi gugup karena kurasakan kau semakin sering memperhatikanku .
Hingga akhirnya tiba saatnya aku dapat membuktikannya . Saat pelajaran matematika itu aku tanpa sadar melirik kearahmu . Dan akhirnya aku menangkap basah kamu sedang memperhatikan aku . Reaksimu ? Biasa saja seolah tak berdosa mengawasiku tanpa seijin aku . Tiba -tiba kau tersenyum padaku . Tersenyum ? Kenapa kau tersenyum padaku ? Ada yang anehkah ? Ada yang lucukah ? Malah akhirnya aku malu karena telah ketahuan olehmu . Ketahuan membalas tatapanmu .
Senyum , Kau selalu tersenyum saat aku menoleh ke arahmu . Aku tidak mengerti kenapa kau selau tersenyum padaku . Apakah ada yang salah dengan diriku atau apa aku juga tidak tahu . Tapi jujur , karena hal itu semakin lama dan tanpa sadar aku telah menyukaimu . Kau , tatapanmu , senyumanmu,dan segalanya telah mengisyaratkan bahwa kau telah sangat mengerti diriku . Meskipun kau jauh dan tak pernah berkata kata denganku , aku yakn tatapan kitalah alat komunikasinya . Aku berbicara lewat mataku dan kau membalasnya . Begitupun sebaliknya . Hingga tak ada seorangpun yang tahu kita sangatlah dekat layaknya sahabat . Bahkan lebih dari sekedar sahabat ,kurasa .
Namun hingga akhirnya kulihat ada yang tidak beres denganmu . Kau telah berada dirumah sakit selama seminggu ini . Kata orang kau sedang tidur , Tidur ? Tapi,kenapa bisa selama ini ? Aku ingin menjengukmu tapi takut . Aku takut orang orang tidak akan menerima kedatanganku .
Tapi lama kelamaan aku semakin merindukanmu . Dengan langkah berat , aku berjalan menuju ruang ICU . Bersyukur tak ada seorangpun yang sedang menungguimu . Hatiku menjadi perih saat melihat orang selama ini memberiku semangat kini terbaring tak berdaya . Kata perawat disana , kau koma . Apa itu karena kecelakaan yang kamu alami hingga hampir merenggut nyawamu seperti yang dibicarakan oleh teman teman sekolah ?
Aku pun memberanikan diri untuk memegang tanganmu. Tanganmu tidak panas juga tidak dingin. Hangat . Dengan pelan nyaris tak terdengar , Kuucapkan kata pertamaku untukmu .
"Bangunlah," ucapku lirih
"Dong Hae-ssi, bangunlah," ucapku lagi .
Tiba - tiba sebuah keajaiban terjadi . Tanganmu mulai bergerak perlahan . Bibirmupun bergerak tak menentu seakan ingin mengucapkan sesuatu . Tapi , kedua matamu tetap terpejam . Suara kardiograf yang tadinya terdengar lemah kini menjadi kuat dan nyaring . Bahkan dilayar kardiograf garis-garisnya seperti gunung yang menjulang tinggi yang saling berkejaran. Ada apa ini ? Apakah ini pertanda baik ? Dalam detakan jantungmu , kurasakan kau berusaha keras untuk tersenyum lagi padaku .
Tapi , kini kau telah berbaring dibawah bumi yang kupijak ini . Kau kembali menuju tempat kau diciptakan oleh-Nya . Semua orang menangisimu . Aku ? Aku tidak menangis meski air mata sudah berada dikantung mata . Aku hanya terdiam menyesali semuanya saat aku terakhir kali sebelum kau benar benar tertimbun oleh tanah merah . Aku merindukanmu . Merindukan apa yang telah kamu berikan padaku selama ini , isakku .
Seminggu berlalu setelah kepergianmu , semuanya kembali normal . Dan aku ? Aku masih tetap menjadi Yun Ha si yang bernyawa . Melamun sendiri , tertawa sendiri , bicara sendiri , bahkan menangis sendiri tanpa sebab . Tapi , aku merasakan kehilangan sesuatu . Apa itu ? Kau sudah bisa menebaknya . Ya , tatapan matamu . Tatapan matamu yang bisa membuatku kikuk . Tatapan yang bisa membuatmu sejenak melupakan dunia khayalanku .
Tiba -tiba seseorang mengahmpiriku dan memberikan sebuah surat . Dia hanya memberiku sebuah surat dan tak ada kata-kata diantara kami . Dia adalah sahabat terdekatmu , menurutku . Aku membuka surat itu dan akhinya kusadari itu adalah surat darimu . Surat yang akhirnya membuatku menangis .
Janganlah kamu membiarkan dirimu menjadi es selamanya
tapi jadilah air yang membawa segala manfaat
disekitarmu .
Sahabatmu ,
Lee Dong Hae
Aku segera menyeka air mataku . Kata - kata itu meskipun kiasan , aku dapat mengertinya dengan baikik . Kau menyemangatiku dengan kata - kat katamu . Aku yakin kau pasti sedang tersenyum padaku sekarang . Tersenyum dan kembali mengawasiku dari atas sana . Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tak boleheh terus menerus hidup dalam kesepian karena aku masih punya banyak teman yang dapat membuatku bahagia . Terima kasih Dong Hae -ssi . Terima kasih . 